Minggu, 10 November 2013

SEJARAH , VISI & MISI , KEKURANGAN & KELEBIHAN PADA PT TELEKOMUNIKASI, KOPERASI NUSANTARA, DAN JNE

TELKOM
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (“TELKOM”, “Perseroan”, atau “Perusahaan”) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.


Pada awalnya di kenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel),PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 di resmikan PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.


TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya.

Perkembangan PT Telkom di Indonesia

Tahun 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.


Tahun 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).


Tahun 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.


Tahun1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).


Tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).


Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.


Tahun 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.


Tahun 1989 Undang-undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.


Tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25 tahun 1991.


Tahun 1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.


Tahun 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra – dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia – dengan mitra PT Bukaka Singtel.


Tahun 1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.


Tahun 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.


Tahun 2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.


Dalam meningkatkan usahanya serta memberikan proteksi yang sesuai dengan keinginan masyarakat, PT.Telkom telah membuka kantor-kantor Cabang dan Perwakilan yang terdapat di berbagai regional yang terdiri dari : 7 DIVRE yaitu Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat, Divre 4 Jawa Tengah & DI.Yogyakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre 7 Kawasan Timur Indonesia.


PT. Telkom Juga mempunyai anak perusahaan seperti, Telkomsel, Telkomvision/Indonusa, Infomedia, Graha Sarana Duta / GSD, Patrakom, Bangtelindo, PT FINNET Indonesia.

Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM:

TELEPON


1. Telepon tetap (PSTN), layanan telepon tetap yang hingga kini masih menjadi monopoli TELKOM di Indonesia


2. Telkom Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA

Data/Internet


1. TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up


2. TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan


3. Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band) menggunakan teknologi ADSL


4. e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron)


5. Solusi Enterprise- INFONET


6. TELKOMLink DINAccess

Sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah pelanggan TELKOM telah tumbuh sebesar 21,2% atau menjadi 105,1 juta pelanggan. TELKOM melayani 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.

Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau 9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.

Untuk menghadapi tantangan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mobilitas dankonektivitas tanpa putus, TELKOM telah memperluas portofolio bisnisnya yang mencakup telekomunikasi, informasi, media dan edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOMGroup, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik.

Pada tahun 2009, laba bersih konsolidasian kami sebesar Rp11.332,1 miliar meningkat 6,7% dibanding tahun 2008 atau 100,8% terhadap target tahun 2009. Sementara itu margin laba bersih kami sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap target margin laba bersih.

Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja operasional kami yang juga solid. Saat ini kami melayani 105,2 juta pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target perusahaan. Penambahan pelanggan kami dipimpin oleh bisnis seluler yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target perusahaan tahun 2009.


VISI DAN MISI


Visi, Misi Dan Tujuan


Visi

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.

Misi

Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.


Visi dan Misi ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.

Corporate Culture : The New Telkom Way


Basic Belief : Always The Best


Core Values : Solid, Speed, Smart


Key Behaviors : Imagine, Focus, Action

SERTA INISIATIF STRATEGIS

Pusat Keunggulan.


Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.


Percepatan implementasi broadband melalui layanan konvergen.


Pengelolaan portofolio nirkabel.


Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group.


Berinvestasi di layanan teknologi informasi.


Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.


Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang strategis.


Memaksimalkan nilai aset di bisnis yang saling terkait.


Mengintegrasikan Next Generation Network (“NGN”) dan Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management (“OBCE”) untuk mencapai penyempurnaan beban biaya.


Inisiatif strategis ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 yang ditetapkan pada 30 Mei 2012

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Strengths (Kekuatan)

· Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.


· Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Jumlah pelanggan akses internet broadband, sambungan tidak bergerak nirkabel dan seluler mengalami pertumbuhan tahunan yang signifikan, masing-masing sebesar 168%, 100% dan 36%. Telkom terus mendominasi pasar domestik di produk-produk: seluler, sambungan tidak bergerak nirkabel dan akses internet broadband. Untuk produk seluler, pangsa pasar (per 31 Desember 2008) adalah 47.0% untuk Telkomsel, 26.0% untuk Indosat, dan 19.0% untuk Excelcomindo. Jumlah pelanggan Telkomsel sebanyak 65.3 juta, Indosat sebanyak 36.5 juta, dan Excelcomindo sebanyak 25,6 juta.

· Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Kapasitas dan infrastruktur Telkom juga menyediakan landasan yang kokoh dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang untuk kecepatan, konektivitas dan pilihan yang lebih baik.

· Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang terhadap ekuitas yang sehat. Posisi ini memperkuat kemampuan Telkom untuk mengumpulkan modal guna pengembangan jika dan ketika dibutuhkan.

· Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli layanan Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara komersil. Telkom tidak memberikan layanan secara cuma-cuma atau yang berbasis perusahaan sejenis. Telkom berurusan dengan berbagai departemen dan instansi Pemerintah sebagai pelanggan secara terpisah satu dengan lainnya.

Weakness (Kelemahan)

· Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.

· Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi keuangan perusahaan. Telkom masih memerlukan waktu untuk memastikan bahwa langkah-langkah strategis yang diambil membawa dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini langkah-langkah yang diambil tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang material bagi perusahaan.

· Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan Pemegang Saham Telkom lainnya. Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali sebesar 52,47% dari jumlah saham Telkom yang diterbitkan dan beredar serta memiliki kemampuan untuk menentukan keputusan bagi hampir seluruh tindakan yang memerlukan persetujuan dari para pemegang saham Telkom. Pemerintah juga merupakan pemegang satu lembar saham Dwiwarna Telkom, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto untuk hal tertentu, termasuk pemilihan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris Telkom.

· Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat kelemahan internal dan masalah eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada hasil usaha Telkom. Dalam operasional pelayanan pelanggan sejak saat proses aktivasi awal sebagai pelanggan, penggunaan fasilitas teleomunikasi, proses billing hingga proses penagihan dan pembayaran tagihan terdapat beberapa titik potensi kebocoran pendapatan yang disebabkan oleh kemungkinan terjadinya kelemahan kontrol pada level transaksi, kemungkinan terlambatnya proses transaksi dan kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan oleh pelanggan. Telkom telah melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran pendapatan melalui peningkatan fungsi kendali pada bisnis proses yang ada saat ini, mengimplementasikan metoda revenue assurance, menerapkan kebijakan dan prosedur yang memadai, serta mengimplemetasikan sistem informasi atau aplikasi untuk mencegah terjadinya kebocoran pendapatan. Namun demikian hal tersebut tidak menjamin di kemudian hari tidak terjadi risiko kebocoran pendapatan yang jika terjadi akan dapat menimbulkan dampak buruk pada hasil usaha Telkom.

Opportunity (Peluang)

· Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di Indonesia seiring pertumbuhan yang berkesinambungan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, inovasi dan strategi investasi didasari oleh pandangan jangka panjang untuk menempatkan posisi Telkom di industri yang senantiasa berubah dengan cepat serta memastikan bahwa Telkom selalu menjadi pemimpin pasar.


· Undang-undang No. 11/2008 terkait dengan transaksi dan informasi secara elektronik, memungkinkan Telkom dapat memperluas peluang usaha di bidang informasi dan transaksi elektronik, termasuk e-payment.


· Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom. Telkom memiliki perkembangan teknologi internet yang sangat pesat di Indonesia.

Threats (Ancaman)

· Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah “tradisional” tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya perubahan terhadap gaya hidup migrasi ke arah seluler dan pilihan produk mobile lainnya tidak lagi dapat dihentikan dan kondisi tersebut dapat berdampak pada bisnis telepon tidak bergerak kabel. Saat ini Telkom masih menguasai 90% dari pangsa pasar yang dan bisnis telepon tradisional dan menjadi pendapatan utama Telkom.


· Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil. Semakin kompetitifnya pasar telekomunikasi Indonesia sebagai akibat dari reformasi peraturan pemerintah. Menurut Komisaris Utama Telkom, tekanan persaingan dan berbagai perubahan regulasi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam tiga tahun terakhir, persaingan yang berkenaan dengan bisnis multimedia, internet, dan layanan yang terkait dengan komunikasi data semakin ketat terutama sehubungan dengan dikeluarkannya lisensi baru sebagai hasil dari deregulasi industri telekomunikasi Indonesia. Telkom memperkirakan persaingan ini akan terus berlanjut dan semakin ketat. Penyedia layanan multimedia, internet dan layanan yang terkait dengan komunikasi data di Indonesia pada dasarnya bersaing dalam hal harga, rentang layanan yang disediakan, kualitas jaringan, jangkauan jaringan dan kualitas layanan kepada pelanggan.


· Reformasi menghasilkan regulasi baru yang berlaku mulai bulan September 2000, yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan dengan penghapusan monopoli, meningkatkan transparansi dan memberi gambaran mendatang yang jelas tentang kerangka regulasi, menciptakan peluang bagi aliansi strategis dengan mitra asing dan memfasilitasi masuknya pemain baru dalam industri telekomunikasi.


· Pada bulan Desember 2007, Menkominfo mengeluarkan keputusan No. 43/2007 yang menuntut pembukaan akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan jaringan telepon tidak bergerak nirkabel untuk operator lain sebelum tenggat waktu itu apabila Indosat atau operator berlisensi lainnya mencapai ambang batas jumlah pelanggan tertentu. Berdasarkan keputusan ini, Telkom diwajibkan membuka akses jaringan telepon tidak bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berlisensi lainnya yang mencapai jumlah pelanggan setara 30% untuk Indosat atau 15% untuk operator lain dari jumlah pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel Telkom. Telkom diwajibkan pula membuka akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan jaringan telepon tidak bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berizin lainnya yang mencapai jumlah pelanggan layanan terminal telepon tidak bergerak kabel dan telepon tidak bergerak nirkabel setara 15% dari gabungan pelanggan Telkom. Pada bulan September 2007, Menkominfo menerbitkan lisensi SLI kepada Bakrie Telecom dengan kode akses internasional ”009”. Pada tanggal 16 Desember 2008, Menkominfo juga menerbitkan lisensi SLJJ kepada Bakrie Telecom, sehingga menambah jumlah operator SLJJ menjadi tiga operator. Akibat hal tersebut dua operator lainnya yaitu Telkom dan Indosat diwajibkan untuk membuka kode akses SLJJ masing-masing untuk penyelenggara jaringan tetap tidak bergerak lokal di setiap kode area yang memenuhi persyaratan jumlah LIS.


· Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada saat ini.


· Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju inflasi meningkat, negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut menurun. Beberapa perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah karyawan dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan penurunan tingkat pembelanjaan konsumen, yang telah berdampak negatif terhadap pendapatan Telkom.


· Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat menghadapi potensi ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat berdampak pada hasil usahanya.


· Adanya teknologi telpon seluler telah menggerus pendapatan Telkom dalam produk telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap sama sekali dan ini sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian besar pendapatan mereka disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya teknologi-teknologi baru yang mulai hadir seperti WIMAX tentu akan mengancam kelangsungan bisnis mereka jika mereka tidak adaptif terhadap kemajuan teknologi itu.


· Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Strengths (Kekuatan)

· Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.

· Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Jumlah pelanggan akses internet broadband, sambungan tidak bergerak nirkabel dan seluler mengalami pertumbuhan tahunan yang signifikan, masing-masing sebesar 168%, 100% dan 36%. Telkom terus mendominasi pasar domestik di produk-produk: seluler, sambungan tidak bergerak nirkabel dan akses internet broadband. Untuk produk seluler, pangsa pasar (per 31 Desember 2008) adalah 47.0% untuk Telkomsel, 26.0% untuk Indosat, dan 19.0% untuk Excelcomindo. Jumlah pelanggan Telkomsel sebanyak 65.3 juta, Indosat sebanyak 36.5 juta, dan Excelcomindo sebanyak 25,6 juta.

· Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Kapasitas dan infrastruktur Telkom juga menyediakan landasan yang kokoh dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang untuk kecepatan, konektivitas dan pilihan yang lebih baik.

· Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang terhadap ekuitas yang sehat. Posisi ini memperkuat kemampuan Telkom untuk mengumpulkan modal guna pengembangan jika dan ketika dibutuhkan.

· Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli layanan Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara komersil. Telkom tidak memberikan layanan secara cuma-cuma atau yang berbasis perusahaan sejenis. Telkom berurusan dengan berbagai departemen dan instansi Pemerintah sebagai pelanggan secara terpisah satu dengan lainnya.

Weakness (Kelemahan)

· Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.

· Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi keuangan perusahaan. Telkom masih memerlukan waktu untuk memastikan bahwa langkah-langkah strategis yang diambil membawa dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini langkah-langkah yang diambil tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang material bagi perusahaan.

Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan Pemegang Saham Telkom lainnya. Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali sebesar 52,47% dari jumlah saham Telkom yang diterbitkan dan beredar serta memiliki

KOPERASI NUSANTARA

ALAMAT : Gedung Bidakara Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73 Pancoran Jakarta 12870

Tel: (021) 83700834-35


Fax: (021) 83793022

Visi:
Melalui penyelenggaraan usaha di bidang perdagangan umum dan jasa, diharapkan memberikan kesejahteraan anggota dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara

Misi:
Menjadi fasilitator dan rekanan yang baik untuk pelanggan serta mensejahterakan anggota dalam menggapai tujuan melalui etika bisnis dan kepercayaan

Koperasi Nusantara yang secara resmi berdiri awal tahun 1994, pembentukan dan kelahirannya tidak terlepas dari adanya kesepakatan dari karyawan PT. Stanvac Indonesia, dengan mencoba meningkatkan kesejahteraan dan memudahkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga serta mewujudkan rasa social diantara karyawan, maka didirikanlah Koperasi Karyawan Stanvac di Jakarta pada tanggal 20 April 1994 dan selanjutnya berubah nama menjadi Koperasi Nusantara atau disingkat KONUSA.

Segala sesuatu yang menyangkut nama, anggaran dasar, kepengurusan restrukturisasi permodalan dan manajemen operasinya tertuang dalam surat Dirjen Koperasi no.0430/09-04/PK/IV/96.-, tanggal 26 April 1996.Dalam perkembangan komposisi kepemilikan dan struktur permodalan per akhir Desember 1995, sesuai hasil rapat tahunan anggota yang diadakan di Jakarta tanggal 10 April 1996.Komposisi kepemilikan Koperasi Nusantara: Seluruh Anggota Koperasi sesuai dengan setoran simpanan pokok dan wajib.

Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2010 yang dilaksanakan tanggal 13 April 2010 bertempat di Gedung Energy ditandai dengan pengucapan syukur bahwa perpindahan tempat kerja sebagian besar Anggota KONUSA ke Gedung Energy berjalan dengan lancar dan dapat menikmati suasana RAT ditempat yang baru . Selain itu pada pada RAT tahun ini diadakan serah terima jabatan dari Pengurus dan Pengawas KONUSA periode 2007-2010 kepada Pengurus dan Pengawas KONUSA periode tahun 2010–2013 yang merupakan hasil pilihan Anggota KONUSA.

Pemilihan itu sendiri di koordinasikan oleh Panitia Pemilihan yang sudah melakukan tugas sejak bulan Februari 2010 dengan membagikan surat suara Pemilihan melalui surat elektronik (e-mail) dan surat suara kepada seluruh Anggota KONUSA yang pada itu terdaftar berjumlah 503 orang. Pada tanggal 18 Maret 2010, Pemilihan Ketua dan Pengawas KONUSA periode 2010-2013 resmi ditutup dan melakukan penghitungan jumlah suara yang masuk.

Berikut ini adalah nama-nama Pengurus KONUSA periode tahun 2010-2013:

1. Muhamad Najib (Ketua Umum)

2. Truelly Anriza (Ketua Harian I)

3. Lestari Handayani (Ketua Harian II)

4. Theresia Hermalina (Sekertaris)

5. Davysun Gultom (Bendahara)

6. Nova Fauzan (Seksi Simpan Pinjam)

7. Mark Ivan Doly (Seksi Pengembangan Usaha I)

8. M. Ageng Wiryawan (Seksi Pengembangan Usaha II)

Berikut ini adalah nama-nama Pengawas KONUSA periode tahun 2010-2013:

1. Son Fithroini (Pengawas I)

2. Andrea G. Diliharto (Pengawas II)

Koperasi Nusantara

Perhitungan Hasil Usaha

Untuk periode yang berakahir 31 Desember 2010

Partisipasi anggota

Partisipasi bruto anggota Rp. 75.000.000

Beban pokok Rp. 15.000.000

Partisipasi netto anggota Rp. 60.000.000

Pendapatan dari non-anggota

Pendapatan jasa Rp. 125.000.000

Harga pokok Rp. 20.000.000

Laba (Rugi) kotor dengan non- anggota Rp. 50.000.000

Sisa hasil usaha kotor Rp. 95.000.000

Beban operasi

Beban usaha (Rp. 45.000.000)

Sisa hasil usaha koperasi Rp. 50.000.00

SEJARAH KOPERASI NUSANTARA

Koperasi Nusantara pada awal berdirinya bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) Koperasi Dana Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 2004, dan terdaftar di kantor Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan nomor pendaftaran: 1033/BH-DK/BK/2004. Koperasi Nusantara memulai usahanya dengan membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Barat yang memberikan layanan pinjaman khusus kepada para pensiun dan pegawai yang pembayaran gaji/uang pensiunnya melalui Kantor POS.

Setelah memiliki beberapa cabang, para pengurus dan anggota sepakat melakukan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan nomor: 492/PAD/MENEG.I/V/2006 pada tanggal 10 Mei 2006, dimana para pengurus dan anggota ju ga sepakat untuk mengganti nama menjadi KOPERASI NUSANTARA.

Seiring dengan perkembangan usahanya, Koperasi yang berkantor pusat di Jl. Raya Cimacan No. 32 ini, semakin mendapat kepercayaan dari para debitur dan mitra usahanya. Hal itu dibuktikan melalui kerjasama operasional yang diadakan dengan PT. Pos Indonesia (Persero) selaku mitra utama Koperasi Nusantara sejak Januari 2005.

Hasil dari kerjasama selama ini, akhirnya melahirkan produk bersama yaitu, POS SIMPAN PINJAM KOPERASI NUSANTARA. Perjanjian Kerjasama tersebut ditandatangani pada tanggal 27 September 2007 dengan Nomor: 125/KN/IX/2007 - PKS-129/DIRBISKUG/0907 antara Ketua Koperasi Nusantara dengan Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) mengenai Pelayanan Pos Simpan Pinjam (PKS NASIONAL).

Selain itu, untuk mengembangkan dan mendukung bisnisnya, Koperasi Nusantara juga menjalin kerjasama dengan beberapa pihak antara lain Sinarmas, Asuransi Jiwa Nusantara, Asuransi Jiwa Jiwasraya, dan Smart Telecom. Dengan dukungan dari berbagai pihak tersebut, mitra usaha, dan bimbingan dari Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia serta Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Koperasi Nusantara terus berkembang bersama mitra kerjanya untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visinya menjadi Koperasi 3T (Tersebar, Terbesar, Terbaik) pada tahun 2010.

Kelemahan dan kelebihan koperasi nusantara

Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi nusantara adalah:

· Bersifat terbuka dan sukarela.

· Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan anggota.

· Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya modal

· Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan sematamata mencari keuntungan.

Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi nusantara adalah:

· Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.

· Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi.

· Pengurus kadang-kadang tidak jujur.

· Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.

JNE

JNE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Nama resminya adalah Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan menjadi salah satu perusahaan kurir terbesar di Indonesia

Sejarah JNE

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir didirikan pada tanggal 26 November 1990 oleh Soeprapto Suparno. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT Citra van Titipan Kilat (TiKi) yang bergerak dalam bidang jasa kurir internasional.

Dengan delapan orang dan kapital 100 juta rupiah JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.

Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.

Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TiKi dan namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.

Selama setahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang punya arah diri sendiri. Karena ini dua-duanya perusahaan menjadi saingan. Akhirnya JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE menlancar logo sendiri dan membedakan dari TiKi.

JNE juga membeli gedung-gedung pada tahun 2002 dan mendirikan JNE Operations Sorting Center. Kemudian gedungnya untuk pusat kantor JNE juga dibelikan dan didirikan pada tahun 2004. Dua-duanya berada di Jakarta.

Visi:
Menjadi perusahaan dengan standar Internasional dibidang jasa distribusi yang mampu melayani kebutuhan segenap lapisan masyarakat dan dapat diterima menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Misi:
• Memadukan jasa pengiriman, kepabeanan, pergudangan, pendistribusian dalam satu sistem yang terintegrasi secara efektif dan fleksibel.
• Mendayagunakan jaringan dan infrastruktur yang dimiliki sebagai kontribusi pada proses perputaran roda ekonomi dengan didukung SDM yang professional dan memiliki itegritas moral yang tinggi.
• Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi secara tepat guna.
• Mendorong pertumbuhan usaha yang berkeseinambungan dalam rangka mencapai kesejahteraan karyawan dan senantiasa meningkatkan tanggung jawab sosial.

Nilai-Nilai Dasar
Jujur
Adil
Disiplin
Tanggung Jawab
Kerjasama
Peduli
Visioner

Filosofi
Efektif, Efisien, Fleksibel & Seimbang

-Visi dari perusahan diatas termasuk visi strategic karena visi strategic adalah visi yang mudah dipahami, diterima semua pihak dalam organisasi. Selain itu visi strategic mampu merefleksikan aspurasu manajemen an memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan perusahaan.
-Melihat misi daru perusahaan tersebut sudah mampu menjawab pertanyaan “bagaimana mencapai visi”

Kelebihan & kekurangan TIKI atau JNE

Tentunya TIKI memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan kurir lainnya. Keunggulan itu antara lain adalah:
1.Hemat, karena tarif yang sangat kompetitif dan fleksible.
2.Aman, karena reputasinya yang telah dikenal selama 30 tahun.
3.Pasti, karena memberikan pelayanan yang bergaransi.
4.Cepat, karena memiliki pelayanan yang bervariasi, pengiriman ONS atau REGULER.
5.Mudah, karena TIKI memiliki lebih dari 250 cabang di kota-kota besar seluruh Indonesia.
6.Lacak, pengiriman anda dapat dilacak.
7.Sumber Daya Manusia. Dengan adanya pengembangan SDM di TIKI, maka kami dapat lebih baik melayani anda.
8.Penjemputan, sangat praktis dan ekonomis. Anda cukup angkat telepon, semua barang yang akan Anda kirim akan kami jemput tanpa biaya tambahan.
9.Kemudahan Pembayaran.

Kekurangan:
1. Dibidang pelayanan terhadap customer yang dinilai kurang ramah sehingga membuat customer merasa segan dan cenderung dapat mengurangi konsumen.








Referensi :

-http://gadingmahendradata.wordpress.com/2009/12/11/analisis-swot-dan-pestel-pt-telekomunikasi-indonesia-tb

-http://www.telkom.co.id

-http://lisa-aprilia.blogspot.com/2010/03/kelebihan-kekurangan-tiki-atau-jne.html

-http://id.wikipedia.org/wiki/JNE

-http://lisa-aprilia.blogspot.com/2010/02/visi-dan-misi-pttiki-jalur-nugraha.html

-http://michaeltholense.blogspot.com/2013/01/kelebihan-dan-kekurangan-koperasi-di.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar